• This is slide 1 description. Go to Edit HTML of your blogger blog. Find these sentences. You can replace these sentences with your own words.
  • This is slide 2 description. Go to Edit HTML of your blogger blog. Find these sentences. You can replace these sentences with your own words.
  • This is slide 3 description. Go to Edit HTML of your blogger blog. Find these sentences. You can replace these sentences with your own words.
  • This is slide 4 description. Go to Edit HTML of your blogger blog. Find these sentences. You can replace these sentences with your own words.
  • This is slide 5 description. Go to Edit HTML of your blogger blog. Find these sentences. You can replace these sentences with your own words.

Saturday, October 21, 2023

Filosofi Stoik: Cara Mencapai Kesejahteraan Melalui Ketenangan Pikiran

Filosofi Stoik adalah salah satu aliran filsafat kuno yang menawarkan pandangan unik tentang kehidupan, ketenangan, dan kesejahteraan. Didirikan di Yunani Kuno oleh para pemikir seperti Zeno dari Citium, Epictetus, dan Marcus Aurelius, Stoisisme bertujuan untuk membantu individu mencapai kebahagiaan dan kedamaian dalam kehidupan mereka. Di bawah ini, kita akan menjelajahi prinsip-prinsip dan ajaran utama Stoik serta cara menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.


Prinsip-Prinsip Stoik

  1. Pengendalian Emosi: Stoikisme menekankan pentingnya mengendalikan emosi. Ini tidak berarti meniadakan emosi, tetapi berusaha untuk merespons mereka dengan bijak dan tenang. Membiasakan diri untuk tidak terbawa arus emosi negatif adalah kunci untuk mencapai ketenangan pikiran.

  2. Penerimaan Kehendak Alam: Stoikisme mengajarkan bahwa banyak aspek kehidupan tidak dapat kita kendalikan. Oleh karena itu, bijaksana untuk menerima apa pun yang terjadi sebagai bagian dari "kehendak alam" atau takdir yang tak dapat dihindari.

  3. Hidup Menurut Nilai-Nilai Kebajikan: Stoikisme menekankan pentingnya hidup sesuai dengan nilai-nilai kebajikan, seperti bijaksana, berani, adil, dan mengendalikan diri. Mencapai kebajikan dalam tindakan sehari-hari adalah kunci untuk mencapai kesejahteraan.

  4. Berfokus pada Hal-Hal yang Dapat Dikendalikan: Stoikisme mengajarkan untuk berfokus pada hal-hal yang dapat kita kendalikan, seperti sikap dan tindakan kita, bukan pada hal-hal yang tidak dapat kita kendalikan, seperti tindakan orang lain atau situasi eksternal.

  5. Kematian sebagai Bagian Alamiah: Stoikisme mengajarkan agar kita tidak takut pada kematian, karena itu adalah bagian alamiah dari kehidupan manusia. Menghadapi kematian dengan ketenangan adalah tujuan stoik.

Cara Menerapkan Stoikisme dalam Kehidupan Sehari-Hari

  1. Pemantapan Diri: Praktik stoikisme melibatkan introspeksi dan pemantapan diri. Anda dapat mencatat pikiran dan tindakan Anda setiap hari, merenungkan apakah mereka sesuai dengan nilai-nilai kebajikan.

  2. Pengendalian Emosi: Latih diri Anda untuk merespons emosi dengan tenang dan bijak. Praktikkan kesabaran, empati, dan pemahaman dalam menghadapi emosi Anda sendiri dan emosi orang lain.

  3. Penerimaan Kehendak Alam: Cobalah untuk merespons situasi yang sulit dengan penerimaan dan ketenangan. Ingatlah bahwa tidak semua yang terjadi dapat kita kendalikan.

  4. Pemberian Prioritas pada Nilai: Pertimbangkan apa yang benar-benar berarti dalam hidup Anda. Bagaimana Anda dapat mencapai nilai-nilai kebajikan seperti kebijaksanaan, keberanian, dan kasih sayang dalam tindakan sehari-hari?

  5. Berfokus pada Hal yang Dapat Dikendalikan: Identifikasi hal-hal yang dapat Anda kendalikan dalam hidup Anda dan berfokus pada peningkatan diri Anda sendiri. Hal ini menciptakan rasa tanggung jawab atas nasib Anda.

  6. Kematian yang Tak Dapat Dielakkan: Merenungkan tentang kematian dan menerima kepastian kematian adalah bagian penting dari filsafat stoik. Ini membantu Anda menghargai hidup dengan lebih mendalam dan tanpa takut akan kematian.

Filsafat stoik tidak hanya menawarkan pandangan yang mendalam tentang bagaimana mencapai kesejahteraan, tetapi juga memberikan panduan praktis untuk menjalani kehidupan yang bermakna dan tenang. Dengan menjadikan prinsip-prinsip Stoik sebagai panduan, Anda dapat mencapai ketenangan pikiran dan kebahagiaan yang lebih besar dalam kehidupan sehari-hari.

Thursday, October 5, 2023

Monarki: Warisan Sejarah, Fungsi Modern, dan Peran Simbolis

Monarki adalah salah satu bentuk pemerintahan tertua di dunia, yang telah ada selama ribuan tahun dan masih berlangsung hingga hari ini. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi konsep monarki, melihat sejarahnya, memahami fungsi modernnya, serta merenungkan peran simbolis yang dimainkannya dalam masyarakat.

Sejarah Monarki

Monarki, yang berasal dari kata Yunani "monos" (satu) dan "arkhein" (memerintah), mengacu pada sistem pemerintahan di mana satu individu, yang disebut sebagai raja atau ratu, memiliki kekuasaan penuh atas negara atau wilayah tertentu. Konsep monarki telah ada sejak zaman kuno, dengan contoh tertua yang dapat ditelusuri hingga Mesir Kuno dan Sumeria.

Salah satu monarki paling terkenal dalam sejarah adalah Kekaisaran Romawi, yang dipimpin oleh Kaisar Augustus. Monarki juga memainkan peran penting dalam sejarah Eropa, dengan monarki seperti Monarki Inggris dan Monarki Prancis yang mempengaruhi perkembangan politik dan budaya di seluruh dunia.

Fungsi Modern Monarki

Meskipun banyak monarki telah mengalami perubahan dalam pengaturan politik mereka, beberapa negara masih mempertahankan monarki sebagai bentuk pemerintahan mereka. Namun, dalam sebagian besar kasus, monarki ini memiliki peran yang lebih seremonial dan simbolis daripada peran yang sebenarnya dalam pengambilan keputusan pemerintah.

Fungsi modern monarki melibatkan beberapa aspek utama:

  1. Simbol Kebanggaan Nasional: Monarki sering dianggap sebagai simbol kebanggaan nasional dan kontinuitas sejarah. Mereka dapat mempersatukan masyarakat di sekitar identitas nasional dan budaya yang unik.

  2. Upacara Kenegaraan: Monarki memainkan peran penting dalam upacara kenegaraan, seperti pelantikan presiden, pernikahan kerajaan, dan perayaan nasional. Ini mencerminkan nilai-nilai dan tradisi yang dihormati oleh masyarakat.

  3. Kehadiran Publik: Anggota kerajaan sering berpartisipasi dalam acara-acara sosial dan amal serta mengunjungi wilayah-wilayah yang berbeda untuk berinteraksi dengan masyarakat. Ini membantu membangun hubungan dekat antara rakyat dan monarki.

  4. Perlindungan Kebudayaan dan Warisan: Monarki dapat berperan dalam melindungi dan mempromosikan kebudayaan dan warisan nasional, termasuk seni, sastra, dan sejarah.

Peran Simbolis Monarki

Peran simbolis monarki sangat penting dalam banyak negara yang masih memiliki monarki. Monarki sering kali dianggap sebagai penjaga nilai-nilai tradisional dan pengikat masyarakat. Mereka juga mewakili stabilitas dan kesinambungan dalam pemerintahan. Meskipun kekuasaan politik yang sebenarnya telah berpindah tangan, peran simbolis monarki tetap relevan.

Monarki juga dapat berperan sebagai duta perdamaian, mempromosikan hubungan internasional yang baik, dan melakukan upaya amal yang signifikan dalam masyarakat. Contoh yang paling terkenal adalah Ratu Elizabeth II, yang telah memegang jabatan selama lebih dari enam dekade dan menjadi salah satu simbol kestabilan di dunia.

Kesimpulan

Monarki adalah bentuk pemerintahan yang telah berumur ribuan tahun dan masih berlanjut hingga hari ini. Mereka memiliki peran sejarah yang penting dan, meskipun fungsi politik mereka seringkali telah berubah, monarki tetap memegang peran simbolis yang signifikan dalam masyarakat. Mereka mencerminkan nilai-nilai tradisional, identitas nasional, dan kontinuitas sejarah, sambil berpartisipasi dalam upacara kenegaraan dan usaha amal yang membantu memperkuat hubungan dengan masyarakat.



Referensi :

- Jenis-jenis Sistem Tata Kota Kunani Kuno


Sunday, August 27, 2023

Jenis-Jenis Sistem Tata Kota Yunani Kuno

 Di Yunani Kuno, ada beberapa jenis sistem tata kota yang berkembang seiring waktu dan di berbagai polis yang berbeda. Setiap polis memiliki struktur politik yang unik, tetapi ada beberapa jenis sistem tata kota yang umum dijumpai:


Monarki:

Monarki adalah bentuk pemerintahan di mana kekuasaan dipegang oleh seorang raja atau ratu.

Pada awal perkembangan polis-polis Yunani, beberapa di antaranya mungkin diperintah oleh raja. Namun, seiring berjalannya waktu, monarki sering digantikan oleh bentuk pemerintahan lainnya.


Oligarki:

Oligarki adalah sistem di mana kekuasaan dipegang oleh sekelompok kecil orang kaya atau aristokrat.

Dalam banyak kasus, aristokrat dan pemilik tanah memiliki kendali politik dan ekonomi dalam oligarki.




Tirani:

Tirani adalah bentuk pemerintahan otoriter di mana seorang individu atau kelompok kecil mengambil kekuasaan dengan cara yang tidak sah atau kekerasan.

Beberapa tiran awal mungkin muncul sebagai reaksi terhadap penindasan oleh oligarki atau untuk melindungi hak-hak rakyat jelata. Namun, banyak dari mereka menjadi otoriter dengan waktu.

Demokrasi:

Demokrasi adalah bentuk pemerintahan di mana kekuasaan berada di tangan rakyat atau warga negara.

Ada dua bentuk utama demokrasi di Yunani Kuno: demokrasi langsung (di mana warga berkumpul untuk membuat keputusan) dan demokrasi representatif (di mana warga memilih perwakilan untuk mengambil keputusan).

Demokrasi Terbatas:

Gagasan demokrasi di Athena adalah salah satu contoh terkenal dari sistem demokrasi terbatas. Meskipun demokratis, hanya warga negara laki-laki dewasa yang memiliki hak politik. Perempuan, budak, dan orang asing dikeluarkan dari proses politik.

Amfiktiyon:

Amfiktiyon adalah jenis persekutuan antar-polis di Yunani Kuno. Ini adalah bentuk kerjasama politik dan agama untuk tujuan bersama, seperti mengelola kuil suci atau menjaga keamanan jalur perdagangan.

Hegemoni:

Beberapa kota-negara Yunani Kuno mungkin mendominasi atau menguasai polis-polis lainnya dalam suatu liga atau persekutuan. Contoh terkenal adalah Liga Delos yang dipimpin oleh Athena.


Setiap jenis sistem tata kota ini memiliki ciri-ciri khusus dan memengaruhi struktur sosial, politik, dan ekonomi dari polis yang bersangkutan. Perlu diingat bahwa sistem tata kota bisa berubah seiring waktu dan bergantung pada perkembangan masyarakat dan tuntutan politik setiap polis.

Sistem tata kota Yunani Kuno

 


Sistem tata kota Yunani Kuno pada zaman dahulu sudah menerapkan Tata |Kelola Kota yang kompleks, Sistem tata kota Yunani Kuno mencerminkan struktur politik dan sosial dari masyarakat mereka. Setiap kota-negara independen atau "polis" memiliki tata kota yang khas, tetapi ada beberapa elemen umum yang dapat diidentifikasi dalam sistem tata kota Yunani Kuno:

Agora:

  1. Agora adalah pusat kehidupan kota, berfungsi sebagai tempat pertemuan umum, perdagangan, dan aktivitas sosial.

  2. Di Agora, warga kota bisa bertemu, berbicara tentang politik, melakukan bisnis, dan berpartisipasi dalam kegiatan sosial.

Akropolis:

  1. Akropolis adalah ketinggian yang dihuni oleh kuil-kuil dan monumen penting.

  2. Di Athena, Akropolis memiliki kuil Parthenon yang megah dan menghormati dewi pelindung kota, Athena.


Temple dan Kuil:

  1. Kuil-kuil didedikasikan untuk berbagai dewa-dewi dan digunakan untuk upacara keagamaan.

  2. Kuil-kuil sering menjadi pusat perhatian arsitektur dan seni kota.


Jalanan dan Pola Kota:

  1. Beberapa kota Yunani Kuno memiliki pola jalan yang teratur dan terencana, seperti grid yang sederhana.
  2. Jalan-jalan diatur untuk memudahkan akses ke berbagai area kota.


Teater:

  1. Teater merupakan bagian penting dari budaya Yunani Kuno.

  2. Teater sering ditemukan di tata kota dan digunakan untuk pertunjukan drama dan komedi selama festival-festival agama.


Dinding Pertahanan:

  1. Banyak polis memiliki dinding pertahanan yang melindungi kota dari serangan musuh.

  2. Dinding-dinding ini sering diatur dengan cermat untuk melindungi sumber daya kota.


Rumah-rumah dan Struktur Sipil:

  1. Rumah-rumah warga negara biasa dibangun di sekitar tata kota.

  2. Struktur sipil seperti basilika (gedung pengadilan), balai pertemuan, dan pasar juga bisa ditemukan di beberapa kota.


Sumber Air dan Fasilitas Umum:

Sumber air dan fasilitas umum seperti toilet umum (latrines) penting untuk memenuhi kebutuhan kota-negara.

Tata Ruang Berdasarkan Status Sosial:

Ada perbedaan dalam tata ruang berdasarkan status sosial. Rumah-rumah elit mungkin berada lebih dekat dengan pusat kota, sementara tempat tinggal warga biasa ada di pinggiran.


Monumen dan Patung-patung:

Monumen dan patung-patung sering dibangun untuk menghormati pahlawan atau tokoh penting dalam sejarah kota.


Kematangan Politik dan Keberlanjutan:

Tata kota kadang-kadang mencerminkan tingkat kematangan politik kota-negara. Polis yang lebih maju cenderung memiliki struktur tata kota yang lebih terorganisir.



Perlu diingat bahwa sistem tata kota bisa bervariasi antara polis yang berbeda dan selama periode yang berbeda dalam sejarah Yunani Kuno.

Kehidupan Zaman Yunani Kuno

 


Kehidupan di Yunani Kuno mencakup berbagai aspek dari masyarakat, budaya, sosial, politik, ekonomi, dan agama. Meskipun setiap periode memiliki nuansa uniknya sendiri, berikut adalah gambaran umum tentang kehidupan sehari-hari di Yunani Kuno:


Struktur Sosial dan Politik

  1. Polis: Masyarakat Yunani Kuno terorganisir dalam bentuk kota-negara independen yang disebut "polis". Polis seperti Athena, Sparta, dan Thebes memiliki pemerintahan, hukum, dan sistem pendidikan mereka sendiri.

  2. Warga Negara: Hanya warga negara (biasanya laki-laki yang lahir di polis tersebut) yang memiliki hak politik, termasuk partisipasi dalam pertemuan umum (ekklesia) dan pemilihan.

Keluarga dan Peran Gender

  1. Keluarga adalah unit masyarakat yang sangat penting. Pemimpin keluarga adalah ayah (paterfamilias) yang memiliki otoritas mutlak.

  2. Peran gender sangat terbatas. Perempuan memiliki tanggung jawab utama dalam rumah tangga dan dididik untuk menjadi ibu dan istri yang baik. Mereka tidak memiliki hak politik.


Pekerjaan dan Ekonomi

  1. Mayoritas penduduk tinggal di pedesaan dan mengandalkan pertanian sebagai sumber utama mata pencaharian.

  2. Pedagang dan pengrajin juga berperan penting dalam ekonomi, terutama di polis-polis perdagangan seperti Athena.


Seni dan Kebudayaan

  1. Seni dan budaya Yunani Kuno memengaruhi perkembangan seni dan sastra di seluruh dunia Barat.

  2. Teater adalah bagian penting kehidupan budaya, dengan pertunjukan drama dan komedi yang dilakukan selama festival-festival agama.


Olahraga dan Kebugaran

  1. Olahraga dan kebugaran fisik sangat dihargai dalam masyarakat Yunani. Olimpiade Kuno adalah acara olahraga besar yang diadakan setiap empat tahun.

  2. Olahraga seperti lari, gulat, tinju, dan lomba panahan menjadi bagian integral dari budaya.


Filsafat dan Pendidikan

  1. Yunani adalah tempat kelahiran filsafat, dan pendekatan rasional terhadap pengetahuan dan etika sangat ditekankan.

  2. Pendidikan sangat dihargai, terutama di Athena. Pendidikan meliputi membaca, menulis, matematika, musik, dan seni.


Agama dan Mitologi

  1. Agama Yunani Kuno adalah politeistik, dengan dewa-dewi yang dianggap memiliki pengaruh dalam berbagai aspek kehidupan manusia.

  2. Festival dan upacara agama diadakan untuk menghormati dewa-dewi, dan kuil-kuil didirikan sebagai tempat pemujaan.

Budaya Kenyamanan

  • Orang Yunani Kuno juga menikmati waktu luang. Pesta, jamuan, dan diskusi filosofis adalah kegiatan umum di antara mereka.

Kehidupan di Yunani Kuno sangat beragam tergantung pada polis, periode sejarah, dan status sosial individu. Meskipun ada banyak hal yang berubah sepanjang sejarah Yunani Kuno, warisan budaya dan kontribusi mereka terhadap peradaban Barat tetap relevan hingga hari ini.

Sejarah Yunani Kuno


Yunani Kuno merujuk pada periode sejarah dan budaya di wilayah yang sekarang dikenal sebagai Yunani, yang meliputi zaman kuno dari sekitar tahun 800 SM hingga penaklukan Romawi pada tahun 146 SM. Periode ini mencakup perkembangan signifikan dalam berbagai bidang seperti politik, filsafat, seni, sastra, dan ilmu pengetahuan. Berikut adalah beberapa tahap penting dalam sejarah Yunani Kuno:

  1. Zaman Prasejarah: Sebelum periode sejarah yang tercatat, Yunani dihuni oleh berbagai kelompok etnis dan suku yang memiliki budaya prasejarah. Mereka mengembangkan sistem sosial dan agama mereka.

  2. Zaman Yunani Kuno Awal (800-500 SM):
    • Periode Geometrik: Ditandai oleh seni dan keramik berpola geometrik.
    • Zaman Homeros: Karya epik "Iliad" dan "Odyssey" diperkirakan ditulis selama periode ini, menggambarkan mitos dan kehidupan kuno.

  3. Zaman Klasik (500-323 SM):
    • Perang Persia: Yunani menghadapi invasi oleh Kekaisaran Persia, tetapi berhasil mengusir mereka dalam serangkaian pertempuran seperti Marathon, Thermopylae, dan Salamis.
    • Zaman Kejayaan Athena: Kota-kota-kota seperti Athena dan Sparta mencapai puncak kejayaan mereka dalam bidang politik, seni, dan budaya.
    • Filsafat Klasik: Filsafat muncul dengan tokoh-tokoh seperti Sokrates, Plato, dan Aristoteles, yang membentuk dasar pemikiran Barat tentang etika, politik, dan pengetahuan.

  4. Zaman Helenistik (323-31 SM):
    • Setelah kematian Aleksander Agung, kerajaannya terpecah menjadi beberapa kerajaan Helenistik yang dipengaruhi oleh budaya Yunani.
    • Periode ini melihat pencampuran budaya Yunani dengan budaya Timur, menciptakan perpaduan yang khas dalam seni, arsitektur, dan filsafat.

  5. Zaman Romawi dan Akhir Kuno (146 SM-330 M):
    • Romawi menaklukkan Yunani dan mengintegrasikannya ke dalam Kekaisaran Romawi.
    • Meskipun kemerdekaan politik Yunani berakhir, budayanya terus mempengaruhi Romawi dan periode akhir Kuno.

Periode Yunani Kuno dikenal karena sumbangan signifikan dalam banyak aspek kehidupan manusia. Ini termasuk dalam seni (seperti patung dan arsitektur klasik), filsafat (pemikiran rasional dan logika), ilmu pengetahuan (perkembangan matematika, astronomi, dan kedokteran), sastra (karya-karya klasik oleh penulis seperti Homer, Sophocles, dan Euripides), serta pendirian prinsip-prinsip demokrasi di kota-kota seperti Athena.


Penting untuk diingat bahwa ini adalah ringkasan singkat, dan banyak peristiwa dan tokoh lainnya juga berperan dalam sejarah Yunani Kuno yang kaya dan kompleks.

Saturday, August 26, 2023

10 Cara Mengimplementasikan Prinsip-Prinsip Stoikisme dalam Kehidupan Sehari-Hari

 Mengimplementasikan prinsip-prinsip Stoikisme dalam kehidupan sehari-hari dapat membantu Anda mencapai ketenangan, kebijaksanaan, dan kebahagiaan yang lebih mendalam. Berikut adalah beberapa cara untuk mengimplementasikan ajaran Stoikisme dalam kehidupan Anda:

  1. Penerimaan Terhadap Yang Tidak Dapat Diubah (Apatheia): Stoikisme mengajarkan untuk menerima dengan tenang hal-hal yang tidak dapat Anda ubah. Fokuslah pada hal-hal yang berada di bawah kendali Anda dan biarkan perasaan frustasi terhadap hal-hal di luar kendali Anda berkurang.

  2. Latihan Kesadaran (Prosoche): Latihan ini melibatkan pemantauan konstan terhadap pikiran dan reaksi Anda terhadap berbagai situasi. Dengan memahami alur pikiran Anda, Anda dapat merespons dengan lebih bijak dan menghindari reaksi emosional yang berlebihan.

  3. Visualisasi Kerugian Terburuk (Premeditatio Malorum): Latihan ini melibatkan membayangkan skenario terburuk dalam situasi tertentu. Ini membantu Anda mempersiapkan diri secara mental, mengurangi ketakutan dan kecemasan yang tidak perlu.

  4. Prinsip Hidup Menurut Alam (Katalepsis): Menurut Stoikisme, hidup sesuai dengan alam adalah kunci kebahagiaan. Pikirkan tentang apa yang benar secara moral dan etika, dan lakukan apa yang benar dalam segala situasi.

  5. Berlatih Ketiadaan Kepentingan Pribadi (Apatheia): Latih diri Anda untuk tidak terlalu terikat pada keinginan dan kebutuhan pribadi. Ini tidak berarti Anda tidak boleh mengejar tujuan atau kenikmatan, tetapi lebih kepada memiliki kendali terhadap dorongan-dorongan yang berlebihan.

  6. Berlatih Ketekunan dan Kegigihan (Eudaimonia): Eudaimonia adalah kebahagiaan sejati menurut Stoikisme. Berlatihlah untuk tetap teguh dan gigih dalam menghadapi tantangan, dan jadikan setiap pengalaman sebagai peluang untuk pertumbuhan pribadi.

  7. Mempraktikkan Rasa Syukur (Gratitude): Menghargai hal-hal sederhana dalam hidup dan merasa bersyukur akan membantu Anda mengubah fokus dari apa yang kurang menjadi apa yang Anda miliki.

  8. Pengendalian Emosi (Apatheia): Stoikisme mengajarkan untuk tidak terbawa emosi yang tidak sehat. Berlatihlah mengenali emosi Anda, tetapi juga belajar bagaimana mengendalikan dan mengarahkannya dengan bijak.

  9. Mengembangkan Cinta dan Kehormatan Terhadap Sesama (Oikeiosis): Stoikisme mendorong kita untuk mengembangkan rasa cinta dan kehormatan terhadap sesama manusia. Perlakukan orang lain dengan kesetaraan dan pengertian.

  10. Refleksi Harian (Hupomnemata): Luangkan waktu untuk merenungkan hari Anda, pertimbangkan tindakan Anda, dan pikirkan bagaimana Anda bisa lebih bijak dalam menghadapi situasi di masa depan.


Ingatlah bahwa mengadopsi prinsip-prinsip Stoikisme adalah sebuah perjalanan dan memerlukan latihan terus-menerus. Tidak perlu mencoba menerapkan semuanya sekaligus. Mulailah dengan beberapa prinsip yang paling relevan bagi Anda dan tingkatkan dari waktu ke waktu.