Mendengar kata manajer, sebagian orang mungkin langsung terbayang atasan yang mengatur, mengawasi, dan memberi instruksi. Tapi dalam konteks Scrum, peran manajer ini punya makna yang berbeda.
Scrum Master sebagai Manajer bukan tentang mengendalikan, melainkan tentang merawat lingkungan kerja — memastikan bahwa tim punya segalanya untuk sukses dan berkembang secara berkelanjutan.
👔 Manajer dalam Kerangka Scrum
Scrum Master memang bukan line manager atau people manager. Tapi ia tetap punya fungsi manajerial — yaitu mengelola sistem, proses, dan lingkungan kerja agar nilai Agile bisa tumbuh dan berdampak.
Beberapa bentuk peran manajerial ini antara lain:
Mengelola batas-batas (boundaries) kerja tim agar tetap fokus
Mengelola relasi lintas tim dan stakeholder
Mengelola ekspektasi terhadap kecepatan dan kualitas pengiriman
Mendampingi perubahan organisasi untuk mengurangi friksi dan meningkatkan kolaborasi
⚖️ Manajemen Modern = Pelayanan dan Pemberdayaan
Alih-alih mengontrol tim, Scrum Master justru:
Membantu tim belajar membuat keputusan sendiri
Menciptakan sistem kerja yang transparan dan sehat
Melindungi tim dari intervensi yang merusak fokus
Mengangkat isu yang tidak kelihatan di permukaan (seperti budaya tidak sehat atau proses yang usang)
Ia adalah manajer yang melayani, bukan menguasai.
🛠 Contoh Peran Scrum Master sebagai Manajer
Melihat beban meeting yang berlebihan, lalu berinisiatif menyederhanakan atau menyatukannya agar waktu tim lebih efektif
Mendampingi Product Owner dan stakeholder saat terjadi kebingungan prioritas, lalu memfasilitasi alignment
Memastikan praktik retrospektif dijalankan dengan aman dan bernilai, bukan hanya formalitas
Mengusulkan pembaruan sistem pelaporan atau dokumentasi agar lebih ringan dan relevan
Semua ini bukan “perintah,” tapi hasil observasi, kolaborasi, dan inisiatif penuh empati.
🧠 Kesimpulan : Manajer yang Tidak Butuh Jabatan
Scrum Master adalah pemimpin tanpa otoritas formal. Tapi lewat peran manajerialnya, ia menjadi penggerak ekosistem yang sehat — di mana tim bisa berkembang, stakeholder merasa didengar, dan organisasi terus belajar.
“You don’t need a title to manage change — just the courage to care and the patience to act.”
Jadi, ketika kita bicara Scrum Master sebagai manajer, kita sedang bicara tentang pemimpin yang mengelola sistem, bukan orangnya.
0 comments:
Post a Comment