Organisasi yang mengalami situasi VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity dan Ambiguity) perlu merepleksikan kembali leadership style-nya, karena leadership style yang dijalankan memungkinkan keberhasilan mendorong timnya untuk menyelesaikan tugas-tugas hingga mencapai target perusahaan.
Dalam situasi ini, tim menginginkan lebih dari sekedar
training. Mereka juga ingin membangun budaya mentoring dan pengembangan diri melalui
coaching, mereka ingin ada yang mendengarkan dan membantu mereka, mereka ingin
mendapatkan feedback dan dukungan tidak hanya datang saat mereka berhasil
mencapai target tetapi juga saat mereka gagal.
Menurut ICF (International Coach Federation), coaching
adalah bentuk partnership yang terbangun antara coach dan coachee, untuk
memaksimalkan potensi pribadi dan profesional coachee melalui proses kreatif
guna menstimulasi dan mengeksplorasi pikiran agar dapat memaksimalkan potensi
personal serta profesional.
Merujuk pada istilah partnership tersebut, maka ada unsur kesetaraan
antara coach dengan coachee. Coach dan coachee berada dalam posisi duduk sama
rendah dan berdiri sama tinggi. Dalam konteks partnership itu pula, proses yang
terjadi di dalam coaching adalah proses dialog, komunikasi dua arah, dan saling
memahami satu sama lain dalam suasana yang produktif.
0 comments:
Post a Comment